Penemu Kamera Pertama Oleh Ilmuan Muslim 'Hasan bin al-Haitsam (Alhazen)'

Penemu Kamera Pertama Di Dunia Hasan bin al-Haitsam (Alhazen)
Alhazen (Ibnu Haitsam)
Hasan bin al-Haitsam (Alhazen)
Lahir: 965 Masehi, Bashrah, Irak

Meninggal: 1039 Masehi, Qahirah, Fathimiyah, Mesir.

Tempat tinggal: Bashrah Qahirah, Mesir.

Bidang: Optik Astronomi, Matematika

Disebutkan sebagai:
Penemu Kamera Pertama (obscura).

Penemu Kamera Pertama
Banyak karya-karya. dari AI-Hazen ini yang memberikan inspirasi dan modal dasar bagi para ilmuan setelahnya. Salah satunya Kamera pertama kali diciptakan oleh ilmuan Iraq yang juga seorang Muslim; beliau adalah Abu 'Ali AI-Hasan bin Al-Haytham. Ilmuan kebanyakan menyebut dengan Ibnu AI-Haytham atau Ibnu haytham atau juga AI-Hazen.
Penemua Obscura (proses awal mula kamera)
Obscura (proses awal mula kamera)
Sumber foto: Wekipedia
Beliau Iahir di Basra, Iraq pada tahun 965 M. keahliannya pada ilmu membawa ke Mesir untuk terus mencari dan menuntut ilmu dan akhirnya singgah di AI-Azhar. Beliau juga dikenal sebagai Polymath, yaitu istilah yang diberikan kepada mereka yang menguasai berbagai bidang ilmu.

Sejarah mencatat bahwa AI-Hazen adalah ilmuan yang menguasai berbagai disiplin ilmu, diantaranya ialah falak, Matematika, geometri, pengobatan, Fisika dan juga filsafat. Serta disiplin ilmu optic yang membuatnya menciptakan kamera.

Prestasi beliau bukan hanya sebagai pencipta kamera saja. Tapi masih banyak karya-karya beliau baik berupa buku-buku atau juga barang yang banyak memberikan inspirasi bagi para ilmuan setelahnya.

Ilmuan yang digelari sebagai "First Scientist” menciptakan penemuannya yang sangat fenomenal ini pada tahun 1020 M di Al-Azhar Mesir. Dan 19 tahun setelah penemuannya itu beliau meninggal dunia di kota yang sama, Mesir pada tahu 1039 M.

Dan kata kamera atau camera juga diilhami dari penemuan Alhazen tersebut, karena beliau sendiri yang memberikan nama untuk alat ciptaannya itu dengan kata "Qumroh". Berasal dari kata "Qomar" dalam bahasa Arab yang berarti Bulan.

Karyanya ini terinspirasi oleh bulan itu sendiri. Qumroh pertama itu ialah sebuah kamar kecil yang semua sudutnya tertutup rapat tak ada cahaya sekali, hanya ada lubang kecil didepannya. Dan dengan lubang itu cahaya akan masuk kemudian menyimpan bayangan yang terbayang masuk oleh cahaya kedalam qumroh yang didalamnya sudah disediakan media untuk menyimpan bayangan tersebut.

Jadi ibarat bulan, yang ia bersinar ditengah kegelapan. Pun demikian qumroh yang gelap kemudian ada cahaya kecil yang masuk kedalamnya dan menyimpan obyek yang terbawa oleh cahaya tersebut.

Maha karya al-Haitham yang paling menumental merupakan penemuan yang sangat inspiratif yang dilakukan aI-Haithan bersama Kamaluddin aI-Farisi. Keduanya berhasil meneliti dan merekam fenomena kamera obscura. Penemuan itu berawal ketika keduanya mempelajari gerhana matahari. Untuk mempelajari fenomena gerhana, AI-Haitham membuat lubang kecil pada dinding yang memungkinkan citra matahari semi nyata diproyeksikan melalui permukaan datar.

Kajian ilmu optik berupa kamera obscura itulah yang mendasari kinerja kamera yang saat ini digunakan oleh banyak umat manusia di dunia. Oleh kamus Webster, fenomena ini secara harfiah diartikan sebagai "ruang gelap". Dunia mengenal aI-Haitham sebagai perintis di bidang optik yang terkenal lewat bukunya bertajuk Kitab alManazir (Buku optik). Untuk membuktikan teori-teori dalam bukunya itu, sang fisikawan Muslim legendaris itu Ialu menyusun Al-Bayt AI-Muzlim atau Iebih dikenal dengan sebutan kamera obscura, atau kamar gelap.

Banyak karya-karya dari AI-Hazen ini yang memberikan inspirasi dan modal dasar bagi para ilmuan setelahnya. Salah satunya yang paling masyhur ialah kitabnya yang bernama "AI-Manazhir”, Orang-orang barat menyebutnya dengan "The Optics".

The Optics yang menyimpan banyak teori-teori ilmu tentang cahaya dan lensa juga penglihatan ini banyak dipakai di Universitas-Universitas Eropa dan bahkan menjadi materi wajib di banyak kampus di negeri Eropa.

lni juga menjadi sanggahan bagi mereka yang selalu menyangka bahwa Islam adalah agama yang mundur dan terbelakang, tidak mendukung ilmu dan sains. Tapi sejarah mengatakan sebaliknya.

Sejarah telah menjadi saksi bahwa islam adalah agama yang mendukung penuh majunya ilmu dan teknologi. Tercatat banyak ilmuan-ilmuan yang muncul dari kalangan Muslim di berbagai bidang ilmu pengetahuan. AL-Hazen hanya salah satunya.

Setelah penemuan Fenomenal aI-Haitham ini, dunia barat mulai terinspirasi dan diperkenalkan pada abad 16 M, berturut-turut ilmuwan barat terinspirasi oleh penemuan al-Haitham yaitu Cardano Geronimo (1501 -1576), yang terpengaruh pemikiran al-Haitham mulai mengganti lobang bidik lensa dengan lensa (camera). Giovanni Batista della Porta (1 535-1615 M). Johannes Kepler (1571 1630 M). Kepler meningkatkan fungsi kamera itu dengan menggunakan lensa negatif di belakang lensa positif, sehingga dapat memperbesar proyeksi gambar (prinsip digunakan dalam dunia lensa foto jarak jauh modern).

Setelah itu, Robert Boyle (1627-1691 M), mulai menyusun kamera yang berbentuk kecil, tanpa kabel, jenisnya kotak kamera obscura pada 1665 M. Setelah 900 tahun dari penemuan al-Haitham pelat-pelat foto pertama kali digunakan secara permanen untuk menangkap gambar yang dihasilkan oleh kamera obscura. Foto permanen pertama diambil oleh Joseph Nicephore Niepce di Prancis pada 1827. Tahun 1855, Roger Fenton menggunakan plat kaca negatif untuk mengambil gambar dari tentara Inggris selama Perang Crimean dan mengembangkan plat-plat dalam perjalanan kamar gelapnya yang dikonversi gerbong. Kemudian pada tahun 1888, George Eastman mengembangkan prinsip kerja kamera obscura ciptaan aI-Hitham dengan baik sekali. Eastman menciptakan kamera kodak. Sejak itulah, kamera terus berubah mengikuti perkembangan teknologi hingga saat ini.

Terimakasih atas kunjungannya. Jika menurut kamu Artikel ini bermanfaat, jangan lupa bagikan ke yang lain, teman atau sahabat terdekat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Penemu Kamera Pertama Oleh Ilmuan Muslim 'Hasan bin al-Haitsam (Alhazen)'"

Post a Comment